Saturday, August 2, 2025

Pekan Asi Sedunia 2025 Dukung Menyusui sebagai Investasi Masa Depan Si Kecil

Share

Pekan asi sedunia 2025 kembali digelar secara global pada tanggal 1 hingga 7 Agustus dengan semangat yang lebih kuat dan kolaboratif. Kampanye ini tidak hanya menekankan pentingnya menyusui secara eksklusif, tetapi juga mengajak seluruh masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung ibu menyusui. Di tengah tantangan urbanisasi dan kehidupan modern, edukasi menyusui menjadi investasi besar untuk masa depan anak dan bangsa.

Dalam rangka memperingati pekan asi sedunia 2025, berbagai pihak mulai dari pemerintah, komunitas, hingga tempat kerja didorong untuk menciptakan kebijakan dan lingkungan yang ramah ibu menyusui. Tema tahun ini, “Menyusui dan Bekerja, Mari Kita Wujudkan!”, menjadi seruan kuat untuk menghadirkan ruang dan waktu bagi para ibu yang berperan ganda sebagai pencari nafkah sekaligus pemberi nutrisi utama untuk bayinya.

Berdasarkan data WHO terbaru, menyusui secara eksklusif selama enam bulan pertama terbukti menurunkan risiko penyakit dan mendukung tumbuh kembang optimal bayi. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama agar setiap ibu mendapat dukungan dalam perjalanan menyusui, baik di rumah, di fasilitas kesehatan, hingga di tempat kerja.

Tema dan Makna Pekan ASI Sedunia 2025 Tahun Ini

Pekan asi sedunia 2025 tema utamanya adalah “Menyusui dan Bekerja, Mari Kita Wujudkan!”. Tema ini dipilih untuk menyoroti tantangan dan kebutuhan para ibu yang tetap harus menyusui di tengah padatnya jadwal pekerjaan. Kampanye ini bertujuan untuk menekankan pentingnya sistem dukungan yang memungkinkan ibu tetap bisa memberikan ASI meski bekerja penuh waktu.

Dalam prakteknya, dukungan tersebut bisa berupa ruang laktasi di kantor, jam istirahat menyusui, dan akses terhadap informasi serta fasilitas kesehatan. Menurut UNICEF dan WHO, hanya 43% bayi secara global yang mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan. Itu artinya, banyak hal masih perlu dibenahi agar target pemberian ASI dapat tercapai.

Upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dilakukan melalui edukasi lewat media sosial, seminar, hingga kegiatan komunitas. Pekan asi sedunia menjadi momentum tepat untuk memulai perubahan gaya hidup kolektif demi generasi yang lebih sehat dan kuat.

Dukungan Dari Rumah Hingga Kantor Jadi Kunci Keberhasilan Menyusui

Tidak bisa dimungkiri, keberhasilan pemberian ASI tidak hanya bergantung pada ibu. Lingkungan sekitar, khususnya dukungan keluarga dan tempat kerja, punya peran besar. Di rumah, peran ayah, kakek-nenek, dan anggota keluarga lainnya sangat penting untuk membantu ibu menyusui merasa nyaman dan percaya diri.

Sementara itu, di lingkungan kerja, masih banyak kantor yang belum memiliki fasilitas seperti ruang menyusui atau waktu fleksibel bagi pegawai yang sedang menyusui. Melalui pekan asi sedunia 2025, pemerintah dan lembaga swasta diimbau lebih peduli dan memberikan fasilitas ramah ibu. Hal ini termasuk kebijakan cuti yang memadai, penyediaan ruang laktasi, dan pelatihan untuk pimpinan agar lebih mendukung pekerja perempuan.

Dengan dukungan ini, produktivitas kerja pun tidak harus menurun karena ibu bisa tetap fokus, tenang, dan sehat selama menjalani peran ganda. Inilah mengapa pekan asi sedunia jadi penting sebagai pengingat kolektif bahwa menyusui adalah tanggung jawab bersama.

Edukasi Pentingnya ASI Eksklusif dan Mitos yang Masih Beredar

Meski informasi sudah sangat mudah diakses, masih banyak mitos seputar menyusui yang menyesatkan. Pekan asi sedunia menjadi waktu yang tepat untuk menghapus stigma dan memberikan pengetahuan berbasis bukti ilmiah. Salah satu mitos umum adalah bahwa ibu bekerja tidak bisa memberi ASI eksklusif, padahal banyak ibu yang berhasil menyusui dengan bantuan perah dan penyimpanan yang tepat.

Berdasarkan asi eksklusif menurut WHO terbaru, bayi yang mendapat ASI penuh selama enam bulan memiliki risiko lebih rendah terkena infeksi saluran pernapasan, diare, hingga alergi. ASI juga mendukung perkembangan kognitif dan emosional anak secara optimal.

Selama pekan asi sedunia, berbagai organisasi kesehatan menggelar sesi tanya jawab langsung, pelatihan teknik menyusui, hingga penyuluhan tentang makanan sehat untuk ibu menyusui. Semua ini bertujuan untuk mematahkan mitos dan memperkuat semangat para ibu agar tidak menyerah dalam memberi ASI.

Media Sosial dan Caption Kreatif Jadi Sarana Edukasi Anak Muda

pekan asi sedunia 2025

Tren digital saat ini juga dimanfaatkan untuk menyuarakan pentingnya menyusui melalui media sosial. Caption-caption menarik bertema pekan asi sedunia 2025 beredar luas di platform seperti Instagram dan TikTok. Mulai dari quote inspiratif, tips menyusui, hingga ajakan untuk mendukung ibu menyusui bisa kita temukan dengan mudah.

Momsmoney bahkan menyusun lebih dari 30 ide caption untuk menyemarakkan kampanye ini secara digital. Konten seperti ini ampuh untuk menjangkau generasi muda yang belum menikah agar mereka punya pengetahuan sejak dini. Semakin banyak yang sadar akan pentingnya menyusui, semakin kuat budaya menyusui terbentuk di masa depan.

Penggunaan tagar seperti #PekanASISedunia2025 dan #SupportBreastfeedingMoms juga turut meningkatkan jangkauan pesan. Edukasi yang dibungkus secara kreatif membuat pesan kampanye terasa ringan dan menyenangkan, tanpa mengurangi esensi pentingnya.

Aksi Nyata Pemerintah dan Komunitas dalam Pekan ASI 2025

Di Indonesia, pekan asi sedunia 2025 diisi dengan beragam kegiatan kolaboratif. Pemerintah daerah mengadakan senam ibu hamil dan menyusui, layanan konsultasi laktasi gratis, hingga lomba pembuatan MPASI berbasis bahan lokal. Komunitas seperti AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) juga turut serta memberi edukasi melalui webinar dan IG Live.

Tidak hanya itu, beberapa instansi bahkan mulai menerapkan kebijakan baru, seperti memperpanjang masa cuti menyusui dan membentuk satgas pendamping laktasi di lingkungan kerja. Ini menjadi angin segar bagi para ibu pekerja yang sebelumnya kesulitan mencari waktu menyusui saat di kantor.

Pekan asi sedunia bukan sekadar kampanye tahunan, melainkan tonggak konsistensi dalam membangun ekosistem menyusui yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan kolaborasi semua pihak, target peningkatan angka menyusui eksklusif bukan hal yang mustahil.

Read more

Local News